Kegiatan dilaksanakan Sabtu, 6 Mei 2023, Wisata Sumber Jembangan Wates Kediri

Kegiatan kami dimulai dari shalat subuh berjamaah di masjid Nida’ul Fithrah Sidoarjo. Setelah shalat subuh, sekitar 5 pagi kami sudah mulai kumpul. Kami terbagi menjadi 2 rombongan, dalam satu kendaraan terdiri 6 orang, total ada 12 orang yang berangkat dari Bidang Sosial Nida’ul Fithrah Sidoarjo dan bersama One Qolbu Surabaya.

Keberangkatan kami sedikit terlambat, karena harus menunggu kendaraan yang akan kami gunakan. Alhamdulillah, tidak terlalu lama kendaraan kami yang akan gunakan tiba di titik kumpul. Qadarullah, kendaraan yang tadinya kami tunggu sedikit bermasalah di pendingin AC. Akhirnya kami memutuskan untuk mengganti kendaraan salah satu dari rombongan kami. Tidak terlalu lama dan tidak terlalu jauh jaraknya dari titik kumpul untuk menukar kendaraan yang akan kami gunakan, Alhamdulillah dimudahkan Allah Ta’ala.

Bertempat di di Wisata Sumber Jembangan, Dusun Bakung, Desa Tempurejo, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Acara kegiatan Silaturahmi Relawan “Markas Bersama As Sunnah (MBA)” dihadiri oleh 15 Lembaga dari luar Kediri dan beberapa lembaga dari Kediri Dakwah Sunnah Kediri (DSK), Ponpes Al Qudwah Kediri, Ponpes Imam Muslim Al-Atsariy Kediri, Ma’had Sabilil Mukminin, Ponpes Salman Al-Farisi Kediri, Ma’had Ar – Rosyad Al – Islamiy, Ponpes Al-Manshur Kediri, Pondok Pesantren Ar Robithoh, Muslim Kediri Peduli (MKP) seingat kami. Sedikit mengulas kembali “Markas Bersama Assunah (MBA)”, adalah kumpulan dari Lembaga pendidikan seperti pondok pesantren, Organisasi amal, Media dakwah, Usaha perseorangan, dan Komunitas relawan lainnya yang bermanhaj kepada salafush shalih, yang memiliki misi kemanusian dan dakwah as-sunnah di seluruh Indonesia.Sekitar ada 140 lembaga yang tergabung didalamnya.

Salah satu dari beberapa faedah yang bisa diambil dari Ustadz Abu Ammar Abdul Adhim Al-Ghoyami hafidzahullah dan Ustadz  M. Anwar Samuri hafidzahullah,

setiap kepala mempunya pendapat masing-masing

Perbedaan pendapat saat di lapangan, Relawan hendaknya yang pertama ia bersabar dalam berbeda pendapat. Jika terjadi sesuatu dalam hal perbedaan pendapat maka menjadi rujukan dan upaya-upaya langkah yang ditempuh, bukan berarti pendapat ide-ide saat dilapangan diabaikan akan tetapi pasti ada pandangan yang lebih utama dilakukan dan langkah-langkah saat dilapangan. Terjadinya perbedaan pendapat membuat hati kita lapang, sehingga kita bisa berta’awun dan saling mengingatkan dalam hal kebaikan. Apabila kita sudah sepakat tergabung dalam satu payung, kita harus berjalan yang sesuai kita sepakati. Ini menjadikan sarana prasarana dalam kemudahan saat dilapangan. Ini merupakan akhlak ahlus sunnah wal jama’ah. Maka dari itu pelajaran masalah Aqidah yang kaitannya erat dengan masalah manhaj kepatuhan kepada pemimpin itu sangatlah berat, sebaiknya kita harus berlapang dada dalam langkah-langkah yang diambil maka Allah Ta’ala jadikan kemudahan saat melakukan langkah-langkah dilapangan.

Dan Amalan-amalan sebagai Relawan termasuk amalan muta’addiyah (berbuat baik kepada sesama), maka Allah Ta’ala janjikan melipat gandakan pahala dan ganjaran berbuat baik kepada sesama dan Kembali kepada niat yang Ikhlas

Faedah yang kedua bisa diambil adalah, mengunjungi saudara dalam hal kebaikan mendatangkan kecintaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada hamba-Nya. Sebagaimana disebutkan Hadits Shahih diriwayatkan Al-Imam Muslim dan dibawakan oleh Al-Imam Abu Zakaria Yahya Ibn Syarah Muhidin An-Nawawi Syafi’i dalam kitabnya Riyadhus Shalihin. Al-Imam Abu Zakaria Yahya Ibn Syarah menyatakan, Dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam :

“Pada suatu ketika ada seorang lelaki yang mengunjungi saudaranya di desa lain. Kemudian Allah pun mengutus seorang malaikat untuk menemui orang tersebut. Ketika orang itu di tengah perjalanannya ke desa yang dituju, maka malaikat tersebut bertanya; ‘Hendak pergi ke mana kamu? ‘ Orang itu menjawab; ‘Saya akan menjenguk saudara saya yang berada di desa lain.’ Malaikat itu terus bertanya kepadanya; ‘Apakah kamu mempunyai satu perkara yang menguntungkan dengannya? ‘ Laki-laki itu menjawab; ‘Tidak, saya hanya mencintainya karena Allah Azza wa Jalla.’ Akhirnya malaikat itu berkata; ‘Sesungguhnya aku ini adalah malaikat utusan yang diutus untuk memberitahukan kepadamu bahwasanya Allah akan senantiasa mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu karena Allah.”

Bershodaqoh kepada hewan merupakan amalan yang mulia, apalagi shadaqah sesama manusia tentu nilainya lebih mulia. Shodaqoh tidak hanya diartikan harta saja, melainkan semua yang berkontribusi yang memberikan manfaat adalah bernilai shodaqoh. dan Shodaqoh bisa kepada diri sendiri dengan kita bertasbih, dengan bertahmid, dengan bertahlil, dan dengan bertakbir, Wallahi tidak ada agama seindah Islam dan syariat yang sesempurna Islam karena agama ini kemulian dari Allah Azza Wa Jalla. Itulah yang bisa kita ambil faedah dari nasihat-nasihat asatidz yang bisa kita ambil.

Penulis : Ibrahim